Waktu

Selama manusia hidup, manusia diberikan Allah ta'ala waktu dan kesempatan. Manusia sama-sama diberikan waktu 24 jam dalam sehari, 29/30 hari dalam sebulan, dan 12 bulan dalam setahun.

Manusia memiliki waktu yang terbatas di dunia ini. Usia Harapan Hidup orang Indonesia hanya sekitar 71 tahun saja. Dengan usia produktifnya yaitu di usia 15-64 tahun. Setelahnya manusia akan memasuki usia tua renta. Tak lama setelah itu manusia kemudian mati dan meninggalkan dunia yang sementara. Di QS (7) Al A'raf: 34. Dan setiap ummat yang berkehidupan mereka memiliki batas waktu untuk menuntaskan misi dalam kehidupan. Maka bila telah tiba ajalnya manusia tidak bisa memajukan atau memundurkan waktu nya.

Berita baiknya, ada kehidupan lagi setelah kematian kita. Namun, kita perlu mempersiapkan perbekalan untuk kehidupan setelah kematian. Apa saja perbekalan yang perlu disiapkan untuk kehidupan setelah kematian?

Pertama adalah ibadah. Kata Allah, Dan tidaklah Ku ciptakan jin dan manusia kecuali beribadah kepada Allah ta'ala.

Yang kedua menjadikan segala aktivitas kita bertujuan untuk memakmurkan. Yaitu cara kita mengisi ajal, mengisi usia, mengisinya dengan berbagai yang bermanfaat. Memandang yang bermanfaat. Berbisnis dan bekerja yang bermanfaat. Membantu setiap tempat yang kita pijak. Yang kedua ini disebut sebagai khalifah yang bertujuan memakmurkan bumi.

Kepulangan kita adalah hal yang niscaya dan pasti. Dialah Allah yang telah menetapkan kematian itu untuk menguji yang masih hidup. Kalau pulang, bekal apa yang dibawa? Jika anak Adam (manusia) meninggal dunia terputus semua peluang amalnya. Kecuali tiga, amalan yang ditinggalkan tapi pahala masih mengalir. 1. Shodaqah jariyah. 2. Ilmu yang bermanfaat. 3. Waladin shalihin yang mendoakan orangtua.

Manusia yang rugi adalah yang tidak mengisi waktu dengan yang bermanfaat.

QS Al 'Ashr.

Jangan sampai waktu kita habis karena kita tidak tahu apa goals hidup kita.

Jangan sampai waktu kita habis hanya untuk scrolling social media.

Jangan sampai waktu kita habis tanpa meluangkan membaca Quran, buku atau menambah pengetahuan.

Referensi:

Kajian Ustadz Adi Hidayat